BONTANG, KALTIMOKE — Pupuk Kaltim tidak hanya menjadi perusahaan penghasil amoniak. Perusahaan ini juga terbukti peduli pada konservasi keanekaragaman hayati, khususnya anggrek hitam.
Menuju Hari Konservasi Alam Nasional 2018, Pupuk Kaltim (PKT) bekerja sama Balai Taman Nasional Kutai (TNK). Mereka menggelar launching reintroduksi anggrek hitam ke alam. Kegiatan ini dirangkaikan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) konservasi keanekaragaman hayati antara PKT dengan TNK.
Guna lebih menyemarakkan acara, launching dirangkaikan Kutai Wana Rally XII yang diikuti oleh sekitar 600 peserta. Acara diselenggarakan di Kawasan Taman Nasional Kutai, Sabtu, 4 Agustus 2018.
Direktur Produksi Pupuk Kaltim, Bagya Sugihartana mengatakan Pupuk Kaltim telah lama melakukan kegiatan konservasi berupa pengembangbiakan anggrek hitam dengan kultur jaringan. Kegiatan konservasi ini dianggap belum lengkap apabila bibit-bibit hasil pengembangbiakan tidak dikembalikan ke habitat alaminya.
“Tujuan dari program adalah menjadi salah satu bukti komitmen perusahaan terhadap konservasi keanekaragaman hayati,” ujarnya.
Bagya menambahkan, anggrek hitam merupakan salah satu jenis anggrek asli Indonesia. Jenis anggrek ini telah dikategorikan sebagai flora terancam punah, yang dilindungi dan dilarang diperdagangkan secara bebas (kecuali hasil penangkaran) sesuai PP nomor 07 tahun 1999. Anggrek hitam juga merupakan salah satu tanaman yang dicari para kolektor anggrek, sehingga walaupun termasuk flora yang dilindungi, perburuan Anggrek Hitam untuk diperjualbelikan tidak kunjung mereda.
“Diharapkan melalui agenda ini masyarakat dapat menyadari pentingnya menjaga keberadaan anggrek hitam, lebih mengenal anggrek hitam, serta mengetahui bahwa anggrek hitam yang legal untuk diperjualbelikan adalah yang merupakan hasil penangkaran seperti anggrek hitam milik PKT,” urai Pimpinan Produksi perusahaan yang telah menjadi Mitra Taman Nasional Kutai selama 23 tahun ini.
Kepala Balai Taman Nasional Kutai, Nur Patria Kurniawan mengapresiasi upaya PKT. Ia mengatakan sejak terjadi kebakaran di TNK pada 2015, keberadaan anggrek hitam di TNK sudah tidak ada lagi. Karena itu, dengan adanya bantuan anggrek hitam yang diberikan Pupuk Kaltim diharapkan dapat memulihkan ekosistem anggrek hitam di TNK Sangkima ini.
“Tahun ini Pupuk Kaltim memberikan 1.000 anggrek hitam. Tahun depan 1.000 lagi. Ke depan harapan saya adalah ini bisa menjadi ikon wisata,” ungkapnya.
Dengan begitu, orang-orang nanti tidak perlu jauh-jauh lagi ke luar kota melihat anggrek hitam. Karena di TNK Sangkima ini bisa melihat mekarnya anggrek hitam yang hanya terjadi empat hari dalam setahun.
Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang yang turut hadir dalam acara mengatakan apa yang dilakukan Pupuk Kaltim semestinya menjadi contoh perusahaan lain. Paling tidak apa yang dimiliki seperti anggrek hitam satu-satunya di Kaltim bisa terjaga sehingga dapat menjadi kebanggaan.
“Saya pikir ini harus kita jaga kelestariannya supaya bisa menjadi magnet bagi para wisatawan untuk datang ke sini. Kalau perlu ini dibudayakan. Nanti semua perusahaan baik tambang maupun perkebunan yang ada di Kutai Timur nanti saya minta coba sama seperti Pupuk Kaltim,” pungkasnya. (sov/adv)