BONTANG, KALTIMOKE — Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPRD Kota Bontang terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan Hotel Equator kembali digelar. Seperti diketahui, karyawan Hotel Equator yang diPHK belum diberi pesangon. Untuk itu, karyawan tersebut membawa masalah ini kepada Komisi I DPRD Kota Bontang.
Tapi, lagi lagi beberapa pemegam saham Hotel Equator tidak hadir. Hanya satu yang hadir, yakni Direktur PT. KNE, Maugauda. Padahal kehadiran semua pemegang saham sangat dibutuhkan demi menemukan titik terang persoalan ini.
Rapat digelar di Ruang Rapat DPRD Kota Bontang, Senin, 30 Oktober 2017. Rapat dipimpin Anggota Komisi I, Bilher Hutahaean, didampingi Abdul Malik dan Yandri Dessa. Rapat ini juga dihadiri perwakilan Dinas Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Kota Bontang, Syaifullah dan Plt. Manager Hotel Equator, Syarifuddin.
Bilher berharap permasalah ini dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Bilher menyarankan untuk lebih dulu mengupayakan pertemuan dengan Tigor Simanjuntak sebagai pendiri sekaligus penanggungjawab Hotel Equator. Namun, Bilher juga mengaku tidak akan menghalangi apabila mantan karyawan itu ingin mengambil langkah lain.
“Yang hadir hanya perwakilan PT. KNE saja. Empat pemegang saham lainnya, yakni YKHT, Ketua Umum Pengurus Kopkar PKT, PT. Saety Enginering dan Tigor Simanjuntak (Per-orangan) tidak hadir. Karena pihak pengambil keputusan tidak hadir maka kami akan laporkan kepada ketua untuk menentukan langkah selanjutnya,” ujar Bilher.
Sementara itu, Direktur PT. KNE, Maugauda berjanji akan terus menghubungi Tigor Simanjuntak. Maugauda mengaku sudah berupaya menghubungi Tigor tapi Tigor sedang berada di Medan untuk urusan keluarga.
“Sebenarnya kemarin kami sudah berupaya menghubungi beliau cuma kebetulan beliau ke Medan karena ada urusan keluarga. Akan kita coba lagi sampaikan kapan ada kesempatan untuk bertemu karena kami tetap komunikasi dengannya,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan Maugauda, mantan karyawan Hotel Equarto, Yupie meminta agar memberikan ultimatum kepada pemegang saham. “Kalau bisa pakai cara lain jangan melalui surat karena bisa jadi alasannya surat tidak sampai. Kalau ada kontaknya biar bisa dihubungi langsung supaya tidak ada alasan lagi buat gak datang. Karena kami sudah terlalu lama menunggu pak,” ujarnya dengan nada sedikit kesal. (sdu/adv)