Reporter :Tomy Gutama
BONTANG, KALTIMOKE – Angka pernikahan dini di Kota Bontang masih terbilang cukup tinggi. Tercatat angka pernikahan di bawah usia 19 tahun atau perkawinan anak sampai dengan bulan September tahun 2020 terdapat sebanyak 42 kasus.
Berdasarkan data dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bontang Selatan, dari 350 pasangan yang telah menikah terdapat 27 kasus pernikahan dini.
Pernikahan dini yang tercatat tersebut terjadi di rentang usia 15 sampai dengan 18 tahun, yang di dominasi akibat hamil diluar nikah.
“Hampir 80 persen hamil diluar nikah,” ujar Kepala KUA Bontang Selatan melalui petugas bagian data.
Data pada tahun 2019, periode Januari hingga Desember, terdapat 510 pasangan yang menikah dan sebanyak 28 diantaranya merupakan pasangan dibawah umur alias nikah di bawah usia 19 tahun.
“Kemungkinan masih terdapat lagi diluar data itu, karena ada juga yang nikah sirih sehingga tidak tercatat di KUA,” ucapnya.
Amir Kepala KUA Bontang Barat mengatakan data yang tercatat pada tahun 2020 terdapat 75 pasangan menikah, namun nihil untuk kasus pernikahan dini.
“Data di Kecamatan Bontang Barat memang lebih kecil dibandingkan dengan kecamatan lainnya, karena luas wilayah yang kecil hanya 3 kelurahan,” ujarnya.
Sementara di Kecamatan Bontang Utara pada tahun 2020, dari 300 pasangan yang menikah, sebanyak 15 pasangan melakukan pernikahan dini.
“Ada yang umur 16 ada yang 17,” ucap Hartono Kepala KUA Bontang Utara saat ditemui di kantornya.
Ia juga mengatakan bahwa kasus pernikahan dini banyak terjadi akibat ‘Kecelakaan’. Dan banyak terjadi di usia sekolah.
“Berdasarkan yang saya temui kebanyakan seperti itu. Karena pergaulan bebas,” ucapnya.
Ia berharap dengan banyaknya kasus pernikahan dini yang ia temukan, kedepannya para orang tua dapat lebih memperhatikan lagi anak-anaknya sehingga dapat terhindar dari pergaulan bebas.
Kedepannya kita akan lebih giat melaksanakan sosialisasi tentang pernikahan. Bukan hanya kepada pasangan yang ingin menikah, namun juga diusia-usia remaja.
“Kita akan ada segmen untuk anak usia sekitar kelas 2 Sekolah Menengah, karena usia segitu juga rentan. Namun karena Pandemi jadi terhalang,” tutupnya. (**)