Reporter : Tomy Gutama
BONTANG, KALTIMOKE – Kasus anak terkunci di dalam mobil bukan lagi menjadi kasus baru. Bahkan diantaranya hingga sampai merenggut korban.
Seperti yang baru saja terjadi di Kota Bontang tepatnya di jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Berbas Pantai, Kecamatan Bontang Selatan, Minggu (20/9/2020).
Dua orang balita terkunci didalam mobil, untung saja petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) lekas menyelamatkan bocah tersebut sehingga tidak terjadi hal yang fatal.
“Alhamdulillah si anak sehat saja, cuman sedikit kepanasan namun tidak sampai dehidrasi,” ujar Herman petugas Damkar yang berada dilokasi kejadian.
Selama bertugas, Herman juga sempat menemukan kejadian serupa. Namun dapat segera tertangani dan tidak menimbulkan korban.
Ia mengatakan kejadian anak terkunci di dalam mobil terjadi dikarenakan kelalaian dari orangtua sang anak. Padahal jika terlambat ditangani maka nyawa taruhannya.
Berkaca pada kejadian tersebut, berikut beberapa bahaya meninggalkan anak sendiri didalam mobil walau hanya sebentar.
1. Heatstroke atau serangan panas adalah yang paling sering terjadi dan ini merupakan kondisi serius. Menurut Seattlechildrens.org, heatstroke dapat merusak otak dan organ tubuh lainnya, bahkan bisa sebabkan kematian.
2. Dehidrasi bisa disebabkan oleh dua hal, panas atau dingin. Jika meninggalkan anak dalam kondisi mesin mati yang menyebabkan AC mobil tidak nyala, anak akan berkeringat. Akibatnya, anak bisa dehidrasi.
Sayangnya, dehidrasi sering sekali disepelekan, padahal dampaknya bisa berat, bahkan bisa menyebabkan kematian. dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter mengatakan, AC bisa mengurangi kelembapan udara ruangan. Biasanya, AC akan membuat mobil terasa kering dibandingkan dengan udara biasa. Hal ini bisa menyebabkan penguapan air dari dalam tubuh makin cepat. Jika pada saat ini anak tidak segera mencukupi kebutuhan cairan, maka ada risiko dehidrasi.
3. Keracunan gas, meninggalkan anak di mobil menyala dengan jendela terbuka juga bisa menyebabkan anak mengalami keracunan gas. Hasil pembuangan dari mesin mobil yang menyala mengandung karbon monoksida. Jika terlalu banyak menghirup karbon monoksida, anak bisa mengalami mual dan sakit kepala. Parahnya, ia bisa pingsan.
Ini semua terjadi karena karbon monoksida yang terhidup mengikat sel darah merah layaknya oksigen. Faktanya hemoglobin dalam darah dari 200 kali lebih tertarik pada karbon monoksida daripada oksigen, sehingga darah dapat dengan mudah kehilangan kemampuan untuk membawa oksigen ke jaringan di dalam tubuh.
Sering dianggap sepele, tapi sebenarnya banyak kasus seperti ini yang sudah menelan nyawa anak.
“Orang tua meninggalkan anak-anak di dalam mobil karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana mereka bisa sakit dan seberapa cepat mereka bisa sakit,” kata Christopher Haines, DO, direktur pengobatan darurat anak di Rumah Sakit St. Christopher for Children, AS.
Agar kejadian serupa tak terulang, ketahui dan waspadalah terhadap risiko bahaya anak yang ditinggal sendirian di dalam mobil, meski hanya sebentar. Selain itu, pastikan pintu dan bagasi mobil terkunci ketika Anda tidak menggunakannya dan jauhkan kunci dari jangkauan anak-anak. Langkah tersebut bisa membantu mencegah anak-anak tidak sengaja terkunci di dalam mobil. (**)