Reporter : Mira
BONTANG, KALTIMOKE – Sejak sepekan diberlakukan tepatnya, Kamis (23/7/2020) lalu, pengendara yang melakukan pelanggaran dan ditilang sebanyak 121 dalam Operasi Patuh Mahakam.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Bontang, AKP Imam Syafi’i mengatakan, pelanggaran paling banyak yakni tidak memakai helm. Disusul oleh pelanggaran anak dibawah umur yang sudah mengendarai kendaraan. Selain itu, pelanggaran lalu lintas yang melawan arus.
“Sudah banyak pelanggaran. Tidak memakai helm ada 59 orang, lalu anak dibawah umur yang bawa kendaraan 37 orang dan melawan arus ad 33 orang,” ungkapnya.
“Semua itu merupakan pelanggaran yang paling ditekankan dalam Operasi tahun ini, tapi ada juga pelanggaran lainnya,” sambungnya saat ditemui di kantornya Jalan Bhayangkara Kelurahan Gunung Elai, Kecamatan Bontang Utara pada Kamis (30/7/2020).
Kendati demikian, dalam Operasi ini pihaknya masih tetap menekankan ketika ada pelanggaran ringan akan dilakukan teguran oleh aparat atau secara persuasif. Hingga kini sudah ada 558 pengendara yang terkena teguran.
Namun untuk yang memakai knalpot racing, motornya akan dibawa ke kantor polisi agar mengambil sendiri serta harus merubah ke knalpot semula atau standar.
Lanjut AKP Imam, dalam kegiatan tersebut, pihaknya melakukan patroli tidak hanya di satu titik. Akan tetapi juga di wilayah yang dinilai rawan terjadi kecelakaan, seperti Lok Tuan dan Berbas.
Selain itu, Operasi dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Ia pun mengatakan, ketika ada pengendara yang tidak menggunakan masker maka akan ditegur dan diberikan masker.
“Sekalian kita juga bagi-bagi masker,” katanya.
Menurutnya, meskipun ada sebanyak 121 pelanggaran dalam sepekan operasi patuh tersebut namun itu hanya 1 dibanding 100. Sebab kata dia, warga Bontang lebih banyak yang patuh terhadap peraturan lalu lintas yang berlaku.
Jelasnya, untuk menekan angka pelanggaran lalu lintas di Kota Bontang, pihaknya juga melakukan sosialisasi ke warga sekitar dalam operasi patuh ini. Baik itu langsung terjun menemui warga atau memasang spanduk berisi imbauan dititik-titik rawan dan pembagian brosur operasi patuh mahakam ke pengendara juga mensosialisakian penyuluhan melalui radio. (**)