Reporter : Saiful Anwar
BONTANG, KALTIMOKE — Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Kota Bontang (KAPASISBON) menyelenggarakan Pagelaran Seni Kapasisbon (PANKA#2). Acara digelar di Lapangan Parikesit, Selasa 2-3 Juli 2019. Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Pemkot mengapresiasi kegiatan ini sebagai bukti dan komitmen Kapasisbon dalam mendukung program Pemerintah Kota Bontang yaitu Creative City,” ujar Basri Rase.
Menurut mantan anggota DPRD Bontang ini, pemkot akan terus mendukung kegiatan berbau seni. Karena selain akan melestarikan seni budaya, juga makin memantapkan pemahaman masyarakat tentang bahaya narkoba.
“Begitu berbahayanya narkoba ini sampai menembus angka 60 orang meninggal sia-sia setiap harinya di Indonesia,” sebutnya.
OLeh karena itu, lanjutnya, Indonesia memang dalam situasi darurat narkoba. Maka dari itu, presiden meminta seluruh lembaga negara untuk bersama-sama membangun kekuatan melawan barang haram tersebut.
“Saat dilantik di Kantor Gubernur Kaltim, saya mendapat amanah dari Gubernur untuk dapat memerangi narkoba di Bontang. Allhamdulillah karena support dari kegiatan seperti ini sekarang Kota Bontang dapat turun kasus narkobanya,” ungkapnya.
Turut hadir dalam acara bertema ”Salurkan Energi Kreatif melalui Seni tanpa Narkoba” ini Perwakilan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Cokorda Istri Sinta.
Ketua Panitia, Nursyam mengatakan, giat itu merupakan agenda tahunan. Kali ini, sudah menjadi tahun kedua. Sebelumnya Kapasisbon menggelar kegiatan serupa di Taman Adipura.
“Tahun ini kita gelar bertepatan dengan Hari Anti Narkotika Nasional (HANI). Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat Bontang tentang bahaya narkoba yang bisa merusak generasi muda,” ungkapnya.
Cokorda Istri Sinta mengatakan, data BNN yang bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan, ada 1,77 persen dari 250 juta penduduk Indonesia terjerat narkoba dengan angka kematian 33 orang setiap harinya. Pada survei BNN dan LIPI di 13 provinsi pada 2018, Kaltim menduduki posisi kedua untuk prevalensi penyalahgunaan narkotika.
“Upaya dan kegiatan masyarakat seperti inilah yang berhasil menekan kejahatan narkotika,” pujinya.
Wanita cantik yang akrab dipanggil Cokis ini juga membeberkan kerugian yang disebabkan narkotika menembus angka Rp72 triliun per tahun. Angka tersebut lebih besar dari terorisme dan tindak pidana korupsi.
“Itulah mengapa narkotika menjadi salah satu musuh besar negara,” imbuhnya. (*/adv)