KALTIMOKE, BONTANG – Dewan menduga aktifitas mobil trailer pengangkut milik perusahaan yang kerap melintas dengan beban melebihi tonase jalan yang hanya delapan ton adalah penyebab utama kerusakan jalan Soekarno-Hatta hingga M Roem, Kelurahan Bontang Lestari (Bonles), Kota Bontang.
Ketua Komisi III DPRD Bontang Amir Tosina mengatakan, maraknya aktivitas truk pengangkut material perusahaan seperti tiang pancang dan lainnya memperparah kerusakan.
“Jalan yang rusak belum diperbaiki tapi sudah ada lagi aktivitas truk pengangkut material,” katanya usai rapat bersama PUPRK, Dishub dan Disperkimtan Bontang, Senin (15/11/2021).
Politisi Gerindra itu juga menyayangkan truk trailer yang melintas di luar jam operasional. Dia menuturkan, telah satu minggu dirinya selalu menyaksikan truk-truk raksasa melintas di luar jam operasional.
“Sudah satu minggu saya liat. Pagi-pagi sudah melintas, saya dibelakang (Truck trailer) sambil saya video. Bagaimana ini? Jalan belum maksimal diperbaiki sudah dilintasi,” tuturnya.
Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Umum Dinas Pehubungan (Dishub) Bontang, Welly Sakius membenarkan aktivitas truck trailer pengangkut tiang pancang tersebut. Dia mengatakan pihaknya yang mengeluarkan surat rekomendasi jalan kepada kendaraan-kendaraan itu.
Sebanyak 1.921 batang tiang pancang milik salah satu perusahaan di Bontang Lestari yang diangkut dari Pelabuhan Lok Tuan.
“Itu milik PT Energi Unggul Persada (EUP), yang dibawa dari Pelabuhan Lok Tuan menuju kilang crude palm oil (CPO),” sebut Welly.
Welly menjelaskan, rekomendasi yang dikeluarkan Dishub untuk jam angkut sudah diatur. Begitu juga beban angkut harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
“Semua aturan sudah kami terapkan, jam operasi mulai pukul 21.00 hingga 06.00 WITA dan beban tidak boleh lebih dari delapan ton.” terangnya.