KALTIMOKE, BONTANG – Ikatan Alumni Rigomasi (IKAR) Bontang menggelar Musyawarah Besar pertama . Musyawarah ini diselenggarakan pada sabtu 6 November 2021 pagi hari di Ruang Laboratorium Seni dan Film SMK Rigomasi serta dihadiri oleh Ketua Yayasan Rigomasi dan seluruh Alumni Rigomasi dari berbagai angkatan.
Musyawarah ini merupakan bentuk dari keseriusan Alumni Rigomasi dalam berorganisasi guna memperat silaturahmi serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari para Alumni Rigomasi.
Ketua panitia Musyawarah Besar, Sudirman Saddu berujar, .Kegiatan ini adalah hasil dari temu kangen para alumni yang kita selenggarakan beberapa waktu yang lalu .
“Inilah bentuk fasilitas yang kami panitia berikan kepada para alumni untuk merumuskan beberapa hal yang dianggap penting dan tak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah mensupport kegiatan ini,” Ujarnya.
Dalam Musyawarah Besar yang pertama ini juga menetapkan Suryadi Ishak sebagai nahkoda IKAR hingga 2026 nanti. Suryadi berhasil menduduki jabatan Ketua Umum IKAR secara aklamasi dengan menyongsong visi dan misi ikar besar, besar bersama.
Ketua Ikatan Alumni Rigomasi (IKAR) terpilih, Suryadi Ishak mengatakan, Ikatan ini dibentuk untuk memperkuat jaringan ketenagakerjaan antara sekolah dan pihak eksternal sekolah.
“Saya harap program kerja IKAR diperiode ini bukan hanya ada programnya namun juga harus tepat sasaran realisasinya sehingga organisasi ini terus menebar manfaat yang baik untuk semuanya,” Ujarnya.
Musyawarah Besar IKAR 1 ini bertema “Merajut Silaturahmi Bersinergi Dalam Aksi” dan resmi dibuka oleh Bangar Marisi Martinus Siagian selaku Ketua Yayasan Rigomasi.
Dalam Musyawarah Besar ini Ketua Yayasan Rigomasi Bangar Marisi Martinus Siagian mengungkapkan, semoga para pengurus IKAR ini adalah orang-orang yang tangguh dan bisa menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi yang sewaktu-waktu bisa berubah drastis.
“Kata guru saya tidak ada yang abadi didunia ini kecuali perubahan oleh karena itu kita harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang begitu cepat tanpa kehilangan jati diri kita,” ungkap Martin.