Reporter : Tomy Gutama
BONTANG, KALTIMOKE – Air bersih masih menjadi barang mahal bagi warga Lok Tunggul RT 15, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan. Lokasi yang terisolir, jadi dalih jaringan pipa PDAM belum masuk kawasan tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga sekitar pun bergantung pada air yang disediakan oleh salah satu perusahaan tambang. Dengan bermodal jeriken, warga rela menempuh jarak yang jauh guna mendapatkan air bersih.
Melihat hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris merasa miris. Terlebih lokasi Lok Tunggul yang berdekatan dengan salah satu perusahaan besar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Ia pun mempertanyakan kontribusi perusahaan bagi warga setempat. Sebab, semestinya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial pada masyarakat.
“Harusnya sebelum dibangun sudah membuat perjanjian awal dengan warga, perihal kontribusinya dan ini merupakan sebuah kelalaian besar perusahaan,” tegasnya saat ditemui di ruang paripurna DPRD Bontang, Senin (22/03/2021).
Kendati demikian, ia juga tidak menampik bahwa persoalan tersebut juga bagian dari tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang. Namun perusahaan juga tidak boleh lepas tangan.
“Sebelumnya memang pemerintah, tapi kalau sekarang menjadi tanggungjawab perusahaan,” lanjutnya.
Politisi dari partai Gerindra itupun mendorong agar PLTU tetap menyediakan pasokan air bersih bagi warga Lok Tunggul.
“Kalau tidak mau, cabut izinnya. Yaitu warga, karena warga berhak mendapatkan air bersih,” tegasnya. (adv)