Reporter : Mira
BONTANG, KALTIMOKE – Kota Bontang memang dikenal publik sebagai kota industri, namun siapa sangka dibalik sebutan itu tak membuat semangat masyatakat Bontang menjadi wirausaha, padam.
Hal tersebut disampaikan oleh Sigit Alfian Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bontang saat ditemui reporter Kaltimoke.co.id di ruangannya pada Selasa (17/11/2020).
“Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bontang sangat signifikan. Termasuk dari sektor pariwisata yang telah dibangun untuk mengarah ke sana,” ujarnya.
Sigit mengatakan usaha makro ke mikro sangat berpengaruh dalam hal investasi, dikarenakan saling berkaitan satu sama lain. Selain itu meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bontang.
“Pengaruhnya kalau kita investasi makro berjalan dengan baik. Maka mikronya akan berpengaruh, lalu berbicara tentang UMKM bisa dilihat didata Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 dalam angka,” katanya.
“One filling one produk yang sudah dijalankan sampai hari ini,” tambahnya.
Sigit juga mengatakan, untuk mendukung perkembangan UKM maka dibangunlah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) yang mana untuk mendukung pelaku usaha mikro jajanan dalam segi packaging atau kemasan produk, seperti rumput laut dan lain-lain.
“Setelah berkomunikasi dengan pihak terkait, data yang ada perizinannya dan binaan lengkap sekitar 1.800 khusus untuk UMKM,” sambungnya.
Sementara itu, data yang ada di BPS lebih banyak lagi dikarenakan dari hasil sensus ekonomi pada tahun 2020 ini. Yang dimana masyarakat yang berjualan didata semua.
Hal yang paling menarik saat ini adalah anak muda yang baru lulus kuliah di luar daerah ketika datang ke Bontang mereka membangun usaha, misalnya cafe.
“Hal itu sangat membantu pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan,” ucapnya.
Kendati begitu, ia menyebutkan yang paling penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. (**/adv)