Reporter : Tomy Gutama
BONTANG,KALTIMOKE – Upah Minimum Kota (UMK) Bontang tahun 2021 dikatakan tidak akan mengalami kenaikan. Adapun nilainya tetap sama seperti ditahun 2020, yakni senilai Rp3.182.706.
Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil kesepakatan rapat Dewan Pengupahan Kota (Depeko) yang terdiri dari unsur pengusaha, serikat pekerja, dan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Bontang.
“Hasil rapat bersama para pihak semua sepakat tidak mengalami kenaikan,” ujar Syaifullah saat ditemui dikantornya, Selasa (10/11/2020).
Anang Prastowo Kepala Seksi Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Kasi PPPHI) Disnaker Kota Bontang menjelaskan tidak naiknya UMK Bontang tahun 2021 disebabkan oleh beberapa pertimbangan. Diantaranya yakni dikarenakan lemahnya pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Dalam menetapkan UMK kami merujuk pada pasal 88 C UU Cipta Kerja, dimana Kabupaten/Kota dapat menetapkan UMK dengan beberapa syarat. Yang pertama berdasarkan pertumbuhan ekonomi ataupun inflasi. Namun karena BPS menyatakan untuk Kota Bontang tidak menghitung angka inflasi ditahun 2020, karena memang di Kaltim sendiri hanya Kota Balikpapan saja yang dihitung. Karena tidak ada datanya dan juga di tingkat Provinsi pun mengalami minus maka semua sepakat untuk tidak ada kenaikan,” bebernya.
Anang juga mengatakan kota-kota lainya yang ada diwilayah Kaltim pun tampaknya juga tidak mengalami kenaikan. Hanya di Kabupaten Paser yang mengalami kenaikan, namun angkanya tidak besar.
“Kota-kota seperti Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara (Kukar) juga tidak naik. Hanya di Paser saja,dan itu pun hanya membulatkan angka ditahun sebelumnya atau hanya naik sekitar Rp24 ribu saja,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anang mengatakan hasil dari kesepakatan tersebut telah diusulkan ketingkat Provinsi untuk kemudian disahkan oleh Guburnur Kaltim.
“Tinggal disahkan saja,” Tutupnya. (**/adv)
