Reporter : Mira
BONTANG, KALTIMOKE – Berawal dari rasa penasaran, Muhtasim, warga Kelurahan Api-api, Kecamatan Bontang Utara, mencoba untuk membudidayakan anggur di Kota Bontang. Meskipun masih memakai lahan milik orang, dirinya tetap antusias untuk mengembangkannya.
Keinginan utamanya yakni, menjadikan Kota Bontang, terkhusus RT 30, Kelurahan Api-api, menjadi pusat Wisata Anggur dengan program “Pengangguran” atau program budidaya anggur. Seperti halnya di Kota Bantul dan Bengkalis, menyulap anggur menjadi kampung Wisata Anggur.
Lelaki berambut panjang tersebut, tanah Kalimantan Timur (Kaltim) yang memiliki struktur tanah sedikit asam dan berbeda dengan Pulau Jawa yang memiliki tanah subur menjadi sebuah tantangan baginya.
“Setelah saya coba ternyata berhasil. kalau di Jawa sudah banyak yang tanam anggur dan rasanya manis,” ucapnya saat ditemui reporter Kaltimoke.co.id di lokasi Pengangguran, RT 30, pada Senin (24/8/2020) pagi.
Selain itu, yang menantangnya adalah kondisi Bontang atau Kaltim melekat, bahwa menanam anggur hasilnya akan asam dan bahkan sulit untuk berbuah.
Saat ini, sekitar 20 dari 60 jenis anggur impor berhasil dibudidayakannya serta telah berbuah. Terdiri dari Black Panther, Akademik, Transfigurasi, Beauty Krasotka, Everest. Jenis anggur tersebut rata-rata dari Ukraina, US dan Rusia.
Usahanya tidaklah sia-sia. Sebab program “Pengangguran” yang ia tekuni sejak Agustus 2020 lalu, kini disambut baik oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang, dan mendapat apresiasi dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang berada di wilayah Bontang Utara dengan mendirikan Green House untuk budidaya anggur tersebut.
Adapun dirinya berharap kedepannya, bukan hanya anggur melainkan ada mix farming antara sayur, buah, perikanan, perernakan dan lainnya dalam 1 lokasi agar lebih maksimal.
“Kedepannya akan dipindah menggunakan tanah pemerintah yang juga dibantu oleh CSR PKT,” ujarnya.
Ia juga berharap bukan hanya sekedar buahnya akan tetapi juga bibitnya bisa di impor keluar daerah. (**)