Temukan Sujiati, Begini Cerita Bakhtiar Wakkang

BONTANG, KALTIMOKE — Anggota DPRD Bontang yang satu ini memang patut diacungi jempol. Ia tidak hanya punya kepedulian sosial yang tinggi, tapi juga sangat vokal dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Ia juga rajin berkeliling melihat kondisi masyarakat Bontang.

Dalam perjalanan itulah, ia menemukan Sujiati, warga Kelurahan Satimpo yang menderita sakit. Ia mengidap kelenjar getah bening. Ironisnya, ia tak pernah tersentuh bantuan  Pemerintah. Jadilah Sujiati menyimpan sakitnya sendiri sejak lima tahun lalu.

Kondisi Sujiati yang sakit tidak terdeteksi aparat pemerintahan maupun Puskesmas. Sang suami, Wawan yang sehari-harinya hanya bekerja sebagai kuli bangunan ini harus menerima nasib. Ia hanya berdiam diri di rumah.

”Saya miris melihat kondisi ibu Sujiati, tinggal di gubuk dengan ukuran 4 x 8 meter dan menumpang di lahan orang lain. Suaminya Pak Wawan harus pasrah dengan derita istri yang divonis menderita kanker kelenjar getah benin,” kata Bakhtiar Wakkang di kantor DPRD Bontang, Senin, 11 Maret 2019.

Bakhtiar juga sempat menulis di akun medsosnya. Dalam tulisan tersebut Ia menceritakan nasib yang dialami Ibu Sujiati yang mengidap tumor dan kelenjar getah bening sejak 5 tahun silam.

Sujiati, kata Bakhtiar, tidak pernah melakukan pemeriksaan secara lengkap lantaran terkendala biaya. Ia hanya memeriksakan penyakitnya sebatas di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Akan tetapi bukannya mendapatkan rujukan untuk mendapatkan perawatan yang benar terkait penyakitnya, dirinya hanya mendapatkan obat yang hanya dirasa tidak berpengaruh pada penyakitnya.

“Jujur, saya sangat kecewa kepada pemerintah terutama pihak kelurahan. Ada warga seperti ini tidak diketahui. Tugasnya sekarang pemerintah menangani hal demikian, bukan mempersulit hanya karena kesalahan status di KTP,” ungkapnya.

Kini, Sujiati telah dibawa ke Rumah Sakit Taman Husada Bontang. Dibantu beberapa warga, Bakhtiar membawa tubuh lemah tersebut untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik meski sempat berdebat lantaran pihak keluarga tidak memiliki dana.

“Saya bilang tidak usah memikirkan biaya, biaya bisa menyusul yang penting dibawa dulu agar mendapat pengobatan,” ujarnya. (adv)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *