BONTANG, KALTIMOKE — Dalam rangka memperingati bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional tahun 2019, PT. Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menggelar Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) bagi Masyarakat Kelurahan Guntung. Acara diselenggarakan di Gedung Serba Guna Kelurahan Guntung, Selasa, 15/01/2019.
Dengan mengusung tema “Wujudkan Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Mendukung Stabilitas Ekonomi Nasional”, sosialisasi ini mendatangkan narasumber dari Puskesmas Bontang Utara II, yakni dr. Dwiyanti. Adapun materi yang disampaikan terkait Infeksi Menular Seksual (IMS) dan kesehatan remaja.
General Manager Pupuk Kaltim, Nursahid mengatakan kegiatan sosialisasi mengenai HIV/AIDS perlu disampaikan, mengingat jumlah kasus HIV di Asia Tenggara menempati posisi kedua di dunia setelah Afrika. Sedangkan di Indonesia kasus HIV pertama kali ditemukan tahun 1987.
“Bahkan jumlah temuan kasus HIV ada di 407 kota atau kabupaten dari 507 kota atau kabupaten, atau sekitar 80 persen dari setiap provinsi,” terangnya.
Sedangkan jumlah kumulativ infeksi, lanjut Nursahid, ada sekitar 242 ribuan orang dan Aids 87 ribu orang. Persentase kumulatif Aids tertinggi yaitu pada usia 20-29 tahun, lalu usia 30-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun dan 15-19 tahun. Kasus pada laki-laki 56 persen, perempuan 32 persen, tanpa laporan jenis kelamin sebanyak 12 persen.
Dalam kesempatan itu Nursahid juga mengatakan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS bertujuan untuk mewujudkan target Three Zero pada tahun 2030, yaitu tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat Aids dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/Aids (ODHA).
“Saya mewakili jajaran direksi dan manajemen Pupuk Kaltim mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan perhatian Bapak dan Ibu peserta sosialisasi ini. Harapan kami semoga melalui kegiatan ini, masyarakat lebih mengerti bahaya keduanya, sehingga dapat berprilaku sehat. Mari bersama-sama kita cegah penyakit tanpa mendiskriminasi penderitanya,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu peserta sosialisasi, Suarti mengaku baru kali ini mengikuti sosialisasi terkait HIV/Aids dan IMS. Artinya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan warga lainnya. “Makanya kita ikut begini karena kita kan orang tidak tahu tentang kayak gini. Jadi dengan adanya sosialisasi seperti ini, alhamdulillah kita dapat pengetahuan baru tentang penyakit HIV/Aids dan IMS ini,” pungkasnya. (sov/adv)