BONTANG, KALTIMOKE — Banjir yang melanda Kota Bontang beberapa waktu lalu terus menjadi perhatian pemerintah dan DPRD. Kamis, 8 November 2018, rombongan Komisi III DPRD Bontang meninjau lokasi banjir terparah. Yakni RT 42 dan RT 9.
“Kami datang untuk melihat langsung karena mengingat lokasi ini salah satu lokasi terparah saat banjir melanda Kota Bontang,” kata Ketua Komisi III DPRD Bontang, Rustam di lokasi.
Rustam menjelaskan, kondisi seperti ini jika tidak ditangani dengan baik, maka akan selalu berulang. Bahkan, bisa berkembang ke beberapa titik di Kota Bontang. Oleh karena itu, diperlukan penanganan secara efektif atas masalah ini. Harapannya tentu agar banjir atau genangan tidak lagi terjadi.
“Kita patut bersyukur, APBD 2019 sesuai arahan Wali Kota Bontang akan dialokasikan sebesar 10 persen untuk permasalahan banjir. Oleh karena itu, anggaran ini harus dioptimalkan untuk pencegahan banjir,” jelasnya.
Salah seorang warga RT 42, Bernadus Ponidi telah memetakan dan merancang aliran air agar tidak masuk ke permukiman warga. Rancangan ini pun telah disepakati warga setempat. Baik yang berada di RT 42 maupun di RT 9.
“Di sini saya sudah buat rancangan dengan membuat suatu gorong-gorong berdiameter 1,5 meter hingga 2 meter. Ini kami lakukan untuk menghindari banjir di wilayah kami,” jelasnya.
Sementara itu, Ia akan segera menyerahkan proposal pengajuan kepada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) lengkap dengan denah lokasi dan Rincian Anggaran Belanja (RAB). “Semoga proposal kami ini dapat segera disetujui agar kondisi banjir yang melanda tempat kami tidak terulang lagi karena genangan di lokasi ini sudah mencapai 50-60 cm,” imbuhnya. (el/adv)