Kantongi Kajian Unmul, Pansus Banjir Siap Lakukan Ini

BONTANG, KALTIMOKE — Hasil kajian Universitas Mulawarman (Unmul) rampung. Kajian terkait banjir tersebut merupakan pesanan Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD Bontang yang dipimpin Bakhtiar Wakkang.

“Saat ini kami telah menerima hasil kajian tim ahli dari Universitas Mulawarman (Unmul),” ungkap Bakhtiar Wakkang, Senin, 8 Oktober 2018.

Kesimpulannya, lanjut legislator Partai Nasdem ini, banjir Bontang tidak terkait langsung dengan PT. Indominco Mandiri. Akan tetapi, dominan penyebabnya adalah tata guna lahan yang rusak dalam kawasan daerajh aliran sungai (DAS) Sungai Bontang.

“Inilah yang memerlukan bangunan pengendali banjir,” kata pria yang akrab disaoa BW ini.

Selain itu, kata dia, ada beberapa titik lokasi yang diduga menjadi salah penyebab banjir. Lokasi ini akan dicari titik kordinatnya. Karena itu, Pansus banjir dalam waktu dekat mengagendakan kunjungan untuk mengetahui titik pastinya.

“Paparan tim Unmul itu belum final. Masih asumsi awal. Nantinya pansus mencocokkan lagi dengan data yang dipegang.. Termasuk akan melakukan rapat koordinasi dengan BPDAS dan Bappeda Kaltim,” jelasnya.

Bakhtiar menjelaskan, simulasi Tim ahli Universitas Mulawarman menggambarkan kondisi DAS yang belum rusak dialiri 63 meter kubik per detik. Dalam kondisi demikian, Bontang yang masih banyak rawa, tidak terjadi banjir.

Sementara itu, pada kondisi DAS rusak diperoleh debit 92,83 meter kubik per detik. Dengan volume itu ditambah kurangnya resapan air membuat Bontang banjir. Jika pasang surut memiliki pengaruh 1,5 meter dari kondisi laut rata-rata, maka jika air pasang akan memberikan pengaruh terhadap aliran yang masuk ke laut.

Membangun bendungan pengendali di bagian hulu, lalu membuat kolam retensi di bagian hilir adalah solusi yang mereka tawarkan,” urainya.

Lebih lanjut, Politisi Partai NasDem ini menyatakan tata guna lahan saat ini menjadi persoalan yang harus dicarikan solusinya. Daerah yang mestinya menjadi resapan air justru dipenuhi permukiman.

“Ada juga yang mendirikan bangunan di bantaran sungai, sehingga aliran airnya terganggu,” papar Bakhtiar. (adv)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *