BONTANG, KALTIMOKE – Tren kepariwisataan di Indonesia terus meningkat. Hal itu dimungkinkan karena peningkatan daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Setiap kota/daerah di Indonesia kemudian dituntut untuk mempersiapkan konsep-konsep wisata yang berbeda-beda dan unik sesuai dengan karakteristik wilayah dan kultur masing-masing. Dengan demikian, tujuan wisata yang ditawarkan dapat beraneka ragam.
Di Indonesia, sektor kepariwisataan merupakan penyumbang devisa terbesar keempat setelah migas, batu bara dan karet olahan. Oleh karena itu, sektor pariwisata masih sangat berpeluang untuk dikembangkan. Karena efek yang ditimbulkan dari sektor pariwisata dapat dirasakan langsung masyarakat. Bahkan, mampu menjadi salah satu penopang perekonomian.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bontang, Hj Neni Moerniaeni dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Perindustrian, UMKM, Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang, Asdar Ibarahim saat pembukaan Pelatihan Standarisasi dan Pengelolaan Homestay, Cafe dan Rumah Makan Bagi Kelompok Sadar Wisata Bontang Kuala. Pelatiahn dirangkaikan dengan Pelatihan Design Souvenir Wisata Pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Bontang Kuala yang diselenggarakan di Balai Pertemuan Bontang Kuala, Sabtu, 29 September 2018.
“Saya harap peserta yang telah mengikuti pelatihan dapat memahami ilmu yang telah didapat dan diimplementasikan bagi kita semua guna meningkatkan usaha pembangunan sektor kepariwisataan di Kota Bontang,” kata Asdar membacakan sambutan.
Ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya sekaligus menyampaikan harapan kepada peserta pelatihan yang telah berpartisipasi. Menurut dia, dalam membangun kepariwisataan suatu daerah tidak terlepas dari peran serta masyarakat.
“Sebab kultur masyarakat setempatlah yang dapat memberikan kesan dan menimbulkan repeat order atau keinginan wisatawan untuk datang kembali ke Bontang dan mempromosikan kepada sanak, saudara ataupun rekannya,” ujarnya. (sov/adv)