Kemudahan Bantuan Modal Usaha Pupuk Kaltim Dorong Masyarakat Lebih Maju dan Mandiri

BONTANG, KALTIMOKE — Bagi Niko Azis Yahya (31), perkembangan bengkel Zhaky Motor yang dia rintis sejak 2013 lalu tak lepas dari peran Pupuk Kaltim yang telah membina usahanya itu. Melalui bantuan modal usaha dari Pupuk Kaltim, bengkel Niko di Jl. RE Martadinata, Kelurahan Loktuan Bontang Utara tersebut pun maju pesat.

Awalnya bengkel ayah tiga anak ini tak mengalami kemajuan hingga satu tahun berjalan, dikarenakan kurangnya modal untuk pengembangan usaha. Bahkan omzet penjualan sembako yang juga dia layani disamping servis kendaraan di bengkelnya, pun tak menampakkan hasil signifikan. Hingga dia mendapat informasi program pembinaan Pupuk Kaltim melalui Departemen CSR, dengan pemberian modal usaha bagi sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Niko akhirnya coba mengajukan pinjaman modal Rp10 Juta dan menjadi Mitra Binaan Pupuk Kaltim mulai pertengahan 2014.

“Akhirnya pinjaman saya disetujui, hanya satu minggu setelah saya ajukan langsung cair. Setelah itu saya fokus bengkel saja, nggak jualan sembako lagi,” ungkapnya.

Walau awalnya kurang begitu yakin dapat membantu pengembangan bengkelnya, namun seiring perjalanan, Niko merasa menjadi Mitra Binaan Pupuk Kaltim merupakan langkah tepat yang dia ambil. Hal itu melihat bunga pinjaman 3% yang jauh lebih rendah dari pinjaman modal serupa, bahkan tanpa ada potongan administrasi, mulai proses pengajuan hingga pencairan. Persyaratan yang diajukan pun terbilang mudah dan tidak memberatkan calon Mitra Binaan.

“Kalau kita pinjam ke bank, pasti di atas 3% bunganya. Belum lagi pengurusan jaminan yang ribet. Tapi di Pupuk Kaltim, walau usaha saya di Bontang, saya jaminkan surat tanah di Santan (Kutai Kartanegara) tetap disetujui. Itu sangat membantu sekali,” papar Niko.

Dirinya mengaku tak keberatan adanya syarat jaminan bagi pengajuan modal usaha. Hal itu dinilai lumrah, karena hal serupa juga berlaku di seluruh lembaga keuangan yang bahkan memiliki persyaratan jauh lebih kompleks. Apalagi sejak bergabung sebagai Mitra Binaan Pupuk Kaltim, dia juga mendapat beragam kemudahan, mulai pembayaran cicilan hingga pengajuan pinjaman periode kedua pada 2018 senilai Rp45 Juta.

“Sebelum jadi mitra binaan, terus terang modal sangat susah. Sejak dibantu permodalan, alhamdulillah bisa beli sparepart dari 2 item jadi 15-20 item,” lanjut dia.

Pria kelahiran Bone (Sulawesi Selatan) 11 November 1986 ini menyebut pembinaan Pupuk Kaltim tak hanya dirasakan dirinya, namun juga masyarakat di kawasan RE Martadinata Loktuan. Sebab kini dia mampu mengakomodir para pemuda sekitar, sebagai mekanik di bengkelnya.

“Secara tidak langsung, Pupuk Kaltim memberi peluang kerja bagi masyarakat melalui bengkel saya. Dari awal cuma sendiri, sekarang sudah ada 4 mekanik yang bekerja di sini,” terang Niko.

Dengan performa bengkel mencapai 50-80% dalam 4 tahun, Niko mampu memperluas usahanya dengan baik, bahkan mencapai peningkatan omzet secara drastis. Dikatakan Niko, tahun pertama bengkelnya berjalan, dia hanya mampu mencapai omzet Rp7 Juta dalam satu bulan. Itu pun tak menutup biaya harian serta sewa tempat. Kini Niko mampu meraup omzet hingga Rp60 Juta, dengan laba bersih Rp30 Juta per bulan. Bengkelnya pun lebih luas, meski lahan masih status sewa.

“Setidaknya banyak kemajuan yang saya alami empat tahun ini. Dulu cuma sewa kios kecil untuk bengkel, sekarang saya bisa bangun sendiri walau tanahnya masih sewa,” ungkap dia.

Hal serupa juga dirasakan Jumadi (26), pemilik bengkel Surya Jaya Abadi Motor di simpang 4 Loktuan, Bontang Utara. Dirinya menyebut menjadi Mitra Binaan Pupuk Kaltim merupakan pilihan tepat bagi pelaku UKM yang memiliki keterbatasan modal pengembangan usaha. Proses pencairan yang terbilang cepat dengan persyaratan ringan pun menjadi salah satu poin bagi Jumadi menjatuhkan pilihan sebagai Mitra Binaan Pupuk Kaltim. Apalagi dia melihat banyaknya usaha masyarakat pada berbagai sektor yang berkembang pesat pasca dibina Pupuk Kaltim.

Pada 2014, periode pertama Jumadi mengajukan pinjaman modal Rp30 Juta. Modal itu dimanfaatkan untuk pembelian sparepart bengkel secara bertahap, juga pengembangan usaha pencucian motor di samping bengkelnya. Dari omzet Rp2 Juta, Jumadi kini mampu meraup pendapatan bersih Rp7 Juta hingga Rp10 juta dalam satu bulan, dengan 4 orang karyawan.

“Banyak perkembangan sejak dibina Pupuk Kaltim. Dulu bengkel tidak ada isinya, tapi sekarang sudah bisa beli berbagai sparepart dan variasi motor. Dari awal cuma saya sendiri, sekarang sudah ada 4 karyawan,” tutur dia.

Tahun ini Jumadi kembali mendapat pinjaman modal periode kedua Rp45 Juta, yang dia manfaatkan untuk penambahan isi bengkel serta perluasan usaha. Hal itu juga atas dorongan Pupuk Kaltim agar usahanya lebih maju dan mandiri, serta  mampu menciptakan lebih banyak peluang kerja.

“Banyak yang bilang pengajuan modal usaha ke Pupuk Kaltim susah, namun saya tidak merasakan itu. Walau awal sempat ragu juga, tapi ternyata mudah. Terutama syarat-syaratnya, yang penting usahanya jelas,” kata Jumadi.

Staf Departemen CSR Pupuk Kaltim Cantri Winarti, mengungkapkan secara kontinyu pihaknya juga melakukan monitoring usaha mitra binaan pasca mendapat pinjaman modal, sebagai evaluasi terhadap bantuan yang diberikan, disamping turut mendorong usaha mitra binaan agar tumbuh dan berkembang. Melalui monitoring dan evaluasi, Pupuk Kaltim juga membina secara langsung terkait pengelolaan manajemen bisnis dan keuangan mulai dari dasar.

“Saat monitoring kami selalu ajari cara pengelolaan keuangan dan manajemen usaha, agar cashflow-nya jelas dengan pembukuan tertata, khususnya bagi mitra binaan baru. Itu salah satu bentuk pembinaan langsung yang kami berikan di lapangan,” papar Cantri.

Sementara Manager CSR Pupuk Kaltim Dwi Pudyasmoro, mengungkapkan jika pemberian modal usaha merupakan salah satu wujud perhatian Perusahaan terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah di Kota Bontang. Melalui sistem dana bergulir, bantuan modal usaha dilakukan secara periodik, sebagai bentuk pemerataan dan menyasar seluruh sektor UKM di Kota Bontang.

“Maka bagi Mitra Binaan yang telah mendapat bantuan modal usaha, baru bisa mengajukan kembali dua tahun setelahnya atau sesudah pelunasan cicilan. Jadi tidak usaha yang itu-itu saja menerima, tapi merata bagi seluruh UKM yang mengajukan (modal),” ujar Dwi.

Hal ini juga merupakan upaya Pupuk Kaltim dalam mendorong masyarakat agar lebih mandiri, dengan penciptaan peluang kerja yang lebih luas. Sekaligus menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakat, agar mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki.

“Pupuk Kaltim mendorong masyarakat tidak hanya berpikir bagaimana mencari pekerjaan, tapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Itu yang kami fasilitasi agar bisa tumbuh dan berkembang melalui bantuan modal usaha dan diharap berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Dwi. (*/vo/nav)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *