BONTANG, KALTIMOKE — PT. Pupuk Kaltim menggelar Seminar Alternatif Plastik Ramah Lingkungan. Seminar ini digelar dalam rangka memperingati HUT Serikat Pekerja Pupuk Kaltim (Sepakat) ke-9. Kegiatan berlangsung di Ruang Pirus Hotel Equator, Rabu, 12/9/2018. Seminar diikuti beberapa karyawan Pupuk Kaltim dan anak perusahaan yang tergabung dalam Sepakat.
Seminar ini dihadiri General Manager Operasi II Pupuk Kaltim, Mochamad Safiie didampingi General Manajer Umum Nur Sahid. Hadir pula Ketua Komisioner Sepakat, Alfin Fadlan dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup. Tidak tanggung-tanggung, PKT menghadirkan Lanny Tjahjono dari PT. Enviplast dan Mariana Chandra dari PT. Telobag sebagai narasumber.
Tujuan seminar ini dijelaskan Alfin Fadlan, untuk memberi pengetahuan tentang bahaya limbah plastik dan teknik penanganannya. Alfin berharap, peserta seminar dapat mengambil poin positif yang disampaikan narasumber untuk mengurangi sampah plastik yang diketahui susah terurai.
“Mudah-mudahan dengan seminar ini akan menumbuhkan kesadaran bagi kita semua bahwa memang saat ini dampak limbah plastik belum dirasakan, tetapi anak cucu kita nanti yang akan merasakannya,” ujar Alfin.
Tujuan lain seminar ini disampaikan Manager Operasi II Pupuk Kaltim, Mochammad Safiie sesaat sebelum membuka acara. Safiie mengatakan seminar alternatif plastik ramah lingkungan untuk mendapat gambaran serta masukan kepada perusahaan. Selain itu, poin penting dari seminar ini diharapkan dapat menjadi terapan dalam meningkatkan nilai-nilai ekonomis perusahaan melalui Corporate Society Responsibility (CSR).
“Harapannya, Pupuk Kaltim dapat melakukan penataan limbah plastik yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Melalui program CSR yang berkesinambungan dengan program kerja Sepakat,” kata Safiie.
Safiie menambahkan, Pupuk Kaltim tidak hanya fokus dan selalu mengedepankan aspek continue dan edukasi dalam pengelolaan lingkungan. Tetapi, juga selalu melakukan inovasi secara berkelanjutan. Hal tersebut dibuktikan dengan dinobatkannya Pupuk Kaltim sebagai satu-satunya perusahaan pupuk di Indonesia yang meraih proper nasional kategori emas dari Kementerian Lingkungan Hidup.
“Capaian luar biasa merupakan wujud kerja keras dan kerjasama yang solid antara jajaran manajemen dan karyawan Pupuk Kaltim,” imbuhnya.
Selama seminar berlangsung, peserta menerima materi seputar alternatif plastik ramah lingkungan berbahan baku hasil olahan singkong atau tepung tapioka. Hasil tersebut dijadikan souvernir untuk seluruh peserta yang hadir.
Seminar juga dirangkai sesi tanya jawab dan demo pemusnahan bahan alternatif pengganti plastik produksi Enviplast dan Telobag. Pemusnahan bertujuan sebagai perbandingan hasil reduksi antara plastik ramah lingkungan dengan plastik pada umumnya.
Diketahui, Pemerintah Indonesia saat ini tengah konsentrasi mengatasi persoalan limbah plastik yang menjadi momok seiring pertumbuhan populasi penduduk dunia. Seperti yang terdata, Indonesia menjadi penyumbang limbah plastik terbesar kedua di dunia.
Keseriusan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Kebijakan tersebut diharapkan mampu melahirkan aturan tegas demi upaya mencapai target pengurangan 70% sampah plastik pada tahun 2025. Tidak hanya itu, saat ini pemerintah juga dikabarkan tengah menggodok aturan bea dan cukai terhadap produk berbahan plastik. (sov/adv)